Sejak lama aku bertanya-tanya apa
yang ingin kau cari. Ditengah kesibukan pekerjaanmu masih saja kau sempatkan
dirimu untuk menjadi pemimpin bagi masyarakat. Memang kata “pemimpin” yang melekat pada dirimu tidak lebih dari
sekedar menjadi ketua RW di lingkungan sekitar. Biarpun begitu aku bangga,
bahkan bangga sekali mempunyai seorang ayah yang rela membagi waktunya demi
kepentingan masyarakat disaat kepala keluarga yang lain sibuk dengan keluarganya
dan pekerjaannya.
Namun,
yang perlu kau tahu, tidak pernah ada rasa cemburu sedikitpun yang bermuara di
pikiran dan hati ini. Kau tetaplah seorang ayah yang lihai sekaligus apik dalam
memberikan perhatian pada anggota keluarga. Seringkali kau menengahkan keadaan
dengan cara mencairkan suasana dalam perdebatan ketiga anakmu akibat berbedanya
pendapat. Tidak hanya itu, untuk hal kecilpun kau tetap apik dalam memberikan perhatian,
setiap sore menjelang maghrib jika aku sedang berada di “istana kita” tidak pernah absen ditelingaku perintahmu untuk
segera aku mandi. Lucu memang, seperti anak kecil saja. Tapi di situlah salah satu titik dimana aku
dapat menilai bahwa perhatianmu amat begitu besar.
Mungkin
sejumlah butiran pasir di lautan tidak akan cukup untuk memberikan apresiasiku untukmu. Yang aku tahu, selain ibu, hanya engkaulah yang selalu memberikan
terangnya jalan ku, dan juga disaat aku sedang berada di suatu persimpangan,
engkau lah orang yang menuntunku untuk menentukan arah mana yang benar-benar
harus aku pilih. Aku tidak mau menaruh kau pada tempat keempat setelah ibu,ibu,
dan ibu, walaupun agama mengajarkannya demikian. Yang jelas aku menganggap
kasih sayang dan perhatianmu sama besarnya terhadap apa yang ibu berikan.
Tidak
banyak yang dapat aku tuliskan, hanya satu pesanku untuk mu ayah. Tetaplah menjadi
pemimpin yang baik, bagi keluarga maupun masyarakat. Maafkan aku bila sering
membuatmu jengkel akibat kenakalan yang sudah aku perbuat. Maafkan aku pula
yang terkadang tidak pernah merasa cukup atas segala apa yang sudah engkau
berikan. Percayalah, aku bersumpah engkau dan ibu lah orang pertama yang
kusebut dalam setiap doa ku. Terimakasih atas perhatian dan kasih sayangmu,
terimakasih terhadap kebebasan yang selalu engkau berikan untukku. Aku sangat bangga mempunyai seorang ayah sepertimu.
Untuk mu Ayah, Dari aku yang
masih belum bisa membanggakanmu sampai saat ini.
(Rifal Rinaldi, Jatinangor 20 April 2015)
Boleh d'bikinin puisi tntang orang tua..keren..
BalasHapusTernyata nie hp masih email yg punya orang lama..yg baru blum d'ganti vhiviet fitriah..
BalasHapusTernyata nie hp masih email yg punya orang lama..yg baru blum d'ganti vhiviet fitriah..
BalasHapusBoleh d'bikinin puisi tntang orang tua..keren..
BalasHapus