Kopi memang
hitam, aku harap hatimu tidak
Kopi memang
hitam, aku harap tuturmu tidak
Kopi memang
hitam, aku harap perilakumu tidak
Lagi-lagi
aku harus menyebut kopi memang hitam
Sehitam harapanku
untuk memilikimu
Kopi memang
pahit, sepertimu yang selalu mengundang tanya
Kopi memang
pahit, seperti aku yang selalu mencari jawaban
Kopi memang
pahit, seperti hubungan lalu yang tak bernama itu
Kopi memang
pahit, tetapi tak selamanya akan pahit
Bisakah kita
mencari beberapa butir gula dan mengaduknya bersama
Hubungan
yang lalu
Seperti kopi, begitu hangat
Hangat pada
awalnya, dan sunyi akhirnya
Seperti aku pula
Sebuah cangkir
dengan ampasnya
(Rifal
Rinaldi, Jatinangor 22 April 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar