Selasa, 07 April 2015

Cinta dan Rasa Sayang yang Utopis

              Cinta, sebagai seorang mahasiswa memang terasa sangat memalukan sebenarnya untuk membahas hal itu. Apalagi sekarang, di tengah keadaan Indonesia yang sedang dihujani berbagai macam masalah, baik itu sosial, politik, ekonomi, budaya, dan yang lainnya. Sebagai agen perubahan memang sudah seharusnya saya memikirkan urusan yang berada jauh dari luar diri pribadi, sebagai contoh ikut peduli dan mencari solusi dari berbagai macam masalah yang ada di negara kita ini.
                Namun untuk saat ini hati berkata lain, dan otakpun seakan menyuruh dengan pecutnya yang ganas untuk menuangkan semua urusan perasaan yang ada. Ditemani udara dingin malam ini, terfikir apa makna cinta yang sebenarnya?. Saat ini kata “cinta” lebih banyak dipersepsikan oleh orang lain adalah rasa sayang terhadap kekasih. Dan aku pun berfikir demikian.
                Rasa sayang, sesuatu yang tidak dapat disentuh tetapi mungkin bisa dirasakan. Tetapi bukan arti rasa sayang tersebut yang menjadi persoalan. Yang ada dalam benak adalah apakah rasa sayang dapat kita berikan pada orang yang juga disayangi orang lain. Contohnya, kita mempunyai rasa sayang pada seorang wanita yang sudah menjadi milik lelaki lain namun hubungan mereka hanya sebatas pacar. Sepertinya tidak akan ada seorangpun yang  mampu membenarkan hal tersebut.
                Cinta dan rasa sayang memang mempunyai rasa keegoisan dalam keabstrakannya. Mereka hanya sempurna apabila saling menempel pada seporsi perasaan dua manusia (lelaki dan perempuan), tidak untuk tiga manusia, empat, lima, ataupun seterusnya. Maka aku pun dapat mengerti dengan yang aku rasakan dan alami saat ini, bahwa cinta dan rasa sayang yang ku miliki dan ku beri pada seseorang yang ku kenal nampaknya terlalu Utopis yang tidak mungkin bisa sempurna. ENTAHLAH !
_Untuk seseorang yang selalu aku semogakan dalam doa ku_


(Rifal Rinaldi, Jatinangor 07 April 2015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar