Kritik Seorang Anak Terhadap Rokok

Tak mampu logika untuk menjawab

Sebuah alasan logis tak pernah sampai

Sampai pada waktunya

Aku pun turut ikut

Untuk menemukan jawabannya

Rokok

Yang mempunyai usia besar yang boleh menikmatinya

Yang dewasa pula yang boleh menghisapnya

Dan kenapa aku dianggap tidak wajar

Serta merta diikuti pandangan sinis

Usia ku ini hanya belasan memang

Tidak sopan untuk menasehati

Apalagi untuk mencaci

Entah siapa yang tidak punya hati

Dan ini menjadi pertanyaan yang abadi

Beberapa alasan pernah ku dengar

Persoalan ini pun ku anggap bukan persoalan besar

Mencari alasan ku tetap tegar

Walau kadang hati ini gusar

Jika bisa tergambar, hati ini mungkin memar

(“anak kecil tidak boleh merokok !”)

(“nanti kamu sakit !”)

Jika kesehatan alasannya

Bukan kah kita sama, Anak-anak dan dewasa

Aku adalah manusia sedangkan kau bukan robot

(“anak kecil tidak boleh merokok !”)

(“belum bisa cari uang sendiri, !”)

(“masa merokok pakai uang orang tua !”)

Mungkin setiap orang tua tidak akan rela

Uangnya dipakai anaknya untuk membeli rokok

Tapi, kenapa mereka rela

 Ikhlas menggunakan uangnya untuk membeli rokok yang mereka hisap

(“Anak kecil tidak boleh merokok !”)

(“tidak pantas dilihat orang !”)

Jelaskan pada ku, kenapa tidak pantas?

Salah satu Jawaban pasti adalah alasan yang sebelumnya

(“belum bisa cari uang sendiri”)

Seketika waktu aku menemukan alasan yang logis

Pernah ku mendengar pembicaraan orang dewasa

(“merokok dapat sejenak menghilangkan masalah”)

Kini sudah aku tahu mengapa

Bagi orang dewasa

 lobang hidung dan mulut bagaikan pintu

pintu keluar masalah yang diantarkan oleh asap rokok

walaupun sejenak tentunya

kini aku mengerti

anak-anak hakekatnya belum mempunyai masalah yang serius

dan seolah-olah tidak pantas untuk menghisap rokok

aku pun menyimpulkan

PEROKOK ADALAH ORANG YANG MEMPUNYAI BANYAK MASALAH

MUNGKIN

 

Terinspirasi dari fenomena banyaknya anak-anak yang merokok dewasa ini

Jakarta, 01 Januari 2016

sumber gambar: www.cahayamanado.com